Catatan Musafir

Sepakbola adalah salah satu olah raga yang sangat terkenal bahkan di seluruh pelosok negeri dan sangatlah malang jika pada hari ini ada orang yang mengatakan "Saya tidak tahu tentang sepakbola". Tidak sedikit orang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain karena sepakbola mempunyai efek yang boleh dipertimbangkan seperti membuat tubuh anda bugar, menghilangkan rasa malas dan bisa meningkatkan stamina tubuh. Olah raga ini banyak digemari karena memang mudah cara melakukannya semisal, anda tinggal menendang bola saja kesana-kemari maka anda sudah bisa dikatakan bermain sepakbola meskipun disatu sisi anda juga harus mempelajari teknik-teknik bagaimana berinteraksi dengan bola yang baik sehingga anda bisa bermain secara maksimal. Apalagi jika anda tergabung dengan sebuah tim sepakbbola maka anda lebih dituntut untuk menguasai banyak teknik agar permainan anda menarik dan tidak menjadi tertawaan banyak orang karena betapa banyak pemain sepakbola yang menjadi bahan tertawaan hanya karena dia kurang menguasai bola.

Dan sesungguhnya, olah raga ini yaitu sepakbola hanyalah sarana untuk mengisi waktu luang anda, sarana untuk menghibur suasana hati yang keruh akibat terlalu banyak terpapar dengan urusan dunia yang menyibukkan dan olah raga ini adalah sarana untuk menambah stamina serta semangat anda untuk tetap kuat beribadah kepadaNya karena saya dan anda ini diciptakan supaya beribadah hanya kepada Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala. Seperti dalam firmanNya dalam surat ad Dzariyat ayat 56:"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku".

Jadi dalam setiap aktifitas, anda harus senantiasa mengkaitkan diri anda dengan syari’at islam atau bisa dikatakan anda harus mengetahui bagaimana syari’at islam memandang aktifitas anda atau bagaimana hukumnya dari aktifitas yang anda lakukan. Dalam syari’at islam ada lima hukum yang berlaku bagi aktifitas anda yang harus anda ketahui. Diantaranya:

1.Jika hukumnya wajib,
maka silahkan anda kerjakan dan janganlah sekali-kali anda tinggalkan.
Misalnya, sholat fardhu berjama’ah dimasjid bagi laki-laki, memelihara jenggot bagi laki-laki, berbakti kepada orang tua, makan dengan tangan kanan, dll.

2.Jika hukumnya sunnah,
maka anda boleh meninggalkannya namun anda lebih dituntut untuk melakukannya karena adanya keutamaan dalam perbuatan tsb.
Misalnya, sholat sunnah rowatib atau sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, puasa sunnah, dll.

3.Jika hukumnya mubah,
maka anda boleh melakukannya dan anda juga boleh meninggalkannya jika memang mengandung manfaat yang besar.

Perkara mubah ini sangat luas cakupannya karena dalam keadaan tertentu sebuah perbuatan yang semula hukumnya mubah bisa berubah menjadi haram atau wajib atau hanya sebatas mubah saja. Jadi, berhati-hatilah dengan perkara yang mubah. Janganlah berlebihan melakukannya atau terlalu kurang dalam melakukannya akan tetapi lakukanlah hal mubah itu dalam sebaik-baik perkara yaitu yang pertengahan.
Misalnya, makan, minum, tidur, mencari hiburan, ngobrol, jalan-jalan santai, dll.


4.Jika hukumnya makruh,
maka anda boleh mengerjakannya namun anda lebih ditekankan untuk meninggalkannya karena perbuatan yang dikategorikan dalam makruh ini adalah perbuatan yang sifatnya tercela atau dibenci.
Misalnya, meminta do’a dari orang lain untuk kepentingan sendiri, dll.

5.Jika hukumnya haram,
maka anda harus meninggalkannya dan janganlah sekali-kali untuk melakukannya.
Misalnya, meminum minuman yang memabukkan, berjudi atau taruhan, durhaka kepada orang tua, menyontek, meninggalkan sholat fardhu, makan dengan tangan kiri, dll.


*

Kemudian bagaimana dengan hukum bermain sepakbola ??
Apakah masuk perkara yang wajib atau sunnah atau mubah atau yang lainnya??...

Maka bisa dijawab, dalam menanggapi permasalahan ini para ulama berbeda pendapat akan tetapi pendapat yang diunggulkan adalah boleh bermain sepakbola namun harus memenuhi beberapa syarat yaitu:

1.Harus menutup aurot dan para pemain sepakbola wajib menutup aurot.Aurot laki-laki adalah dari pusar sampai ke lutut.

2.Tidak meninggalkan kewajiban untuk sholat fardhu berjama’ah di masjid. Jika anda ingin bermain sepakbola sore hari di kampus ini, maka sholatlah asar berjama’ah di masjid terlebih dahulu kemudian silahkan berolah raga.

3.Tidak mengucapkan atau berteriak dengan kata-kata yang kotor atau kata-kata yang bisa menyakitkan hati sekalipun dengan bercanda. Semisal, ketika bermain sepakbola sesama pemain saling mencaci atau mencela sehingga timbul permusuhan diantara mereka. Maka bisa dikatakan "yang demikian itu tidak diperbolehkan (yaitu saling caci maki atau mencela)".

4.Bermain sepakbola tidak menjadi kebiasaan artinya olah raga ini tidak menjadi rutinitas setiap sore sehingga banyak orang bisa menganggap bahwa seolah-olah tidak ada kegiatan lain selain sepakbola di sore hari.

5.Tidak melanggar perkara-perkara syari’at lainnya. Misalnya, menjadi sarana untuk berjudi atau taruhan tim manakah yang akan menang, menjadi sarana untuk pacaran, menggunakan jimat atau jampi-jampinya agar tendangannya tepat, dll.

*
Dalam kitab Bughyatul Musytaq fi Hukmil lahwi wal labi was sibaq disebutkan,

"Para ulama Syafiiyah telah mengisyaratkan diperbolehkannyabermain sepak bola, jika dilakukan tanpa taruhan (judi). Dan, mereka mengharamkannya jika pertandingan sepak bola dilakukan dengan taruhan. Dengan demikian, hukum bermain sepak bola dan yang serupa dengannya adalah boleh, jika dilakukan tanpa taruhan judi)."

As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya Bulughul Umniyah halaman 224 menjelaskan,
"Dalam pandangan syariat, hukum bermain sepak bola secara umum adalah boleh dengan dua syarat. Pertama, sepak bola harus bersih dari unsur judi. Kedua.permainan sepak bola diniatkan sebagai latihan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh sehingga si pemain dapat melaksanakan perintah sang Khalik (ibadah) dengan baik dan sempurna.

Syekh Abu Bakar Al-Jazairi dalam karyanya Minhajul Muslim halaman 315 berkata,
"Bermain sepak bola boleh dilakukan, dengan syarat meniatkannya untuk kekuatan daya tahan tubuh, tidak membuka aurat (bagian paha dan lainnya), serta si pemain tidak menjadikan permainan tersebut dengan alasan untuk menunda shalat. Selain itu,permainan tersebut harus bersih dari gaya hidup glamor yang berlebihan, perkataan buruk dan ucapan sia-sia, seperti celaan, cacian, dan sebagainya."

*
Hukum bermain ataupun menonton sepakbola adalah mubah (boleh) namun harus disertai lima syarat diatas akan tetapi jika tidak terpenuhi maka hukumnya haram bermain sepakbola. Pengharaman ini memang bermanfaat besar karena jika tidak maka akan timbul banyak masalah semisal:

a.Pertikaian antar sesama tim yang terkadang memakan korban nyawa atau minimal menimbulkan kebencian bagi sesama tim karena terlontarnya kata-kata yang kotor. Kejadian ini telah terbukti dalam beberapa pertandingan sepakbola di negeri kita.

b.Meninggalkan sholat fardhu berjama’ah di masjid yang tergolong perkara dosa besar.

c.Tidak menutup aurot yang menyebabkan masalah jika dilihat oleh lawan jenis.

d.Meninggalkan perkara-perkara yang lebih penting lainnya jika sepakbola dilakukan setiap sore seperti belajar, mengerjakan tugas, membantu pekerjaan orang tua bagi yang tidak ngekos, dll.

e.Menjadi ajang perjudian yang umat islam sepakat bahwa yang demikian itu adalah haram.

f.Dan perkara-perkara merugikan lainnya yang diluar perhitungan kita.

*

HUKUM Menonton Pertandingan Olahraga (Sepakbola)

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

"Barangsiapa yang beriman kepada hari akhir, maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam"

Jika kita dilarang dari berucap kecuali yang baik-baik saja, maka terlebih lagi perbuatan. Maka menonton acara olahraga ini mengandung beberapa perkara yang berbahaya:

1. Menghabiskan Waktu. Orang yang kecanduan menonton pertandingan olahraga ini, kita lihat dia begitu ketagihan sampai-sampai dia habiskan waktu yang banyak. Terkadang dia luput dari shalat jama’ah, dan terkadang dia pun luput dari shalat pada waktunya.

2. Dia melihat sekelompok orang yang menyingkap pakaiannya sampai pertengahan pahanya. Menurut banyak ulama, paha adalah aurat. Demikian pula mereka berpendapat bahwa para para pemuda tidak boleh menampilkan bagian pahanya dan bagian apapun di atas lututnya.

3. Terkadang di hatinya muncul pengagungan terhadap si pemenang pertandingan, padahal yang menang adalah hamba Allah yang paling fasiq, atau bahkan hamba Allah yang paling kafir. Maka muncul di hatinya pengagungan terhadap seseorang yang sama sekali tidak pantas untuk dipuji. Dan tidak diragukan lagi bahwa ini adalah perkara yang membahayakan.

4. Memboroskan Harta. Di mana Televisi menggunakan listrik. Televisi menghabiskan listrik, meskipun cuma sedikit, ini menghabiskan biaya untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk agamanya maupun kehidupan akhiratnya kelak. Oleh karena itu, perkara ini termasuk memboroskan harta saja.

5. Terkadang pertandingan ini menimbulkan saling mencerca dan permusuhan. Apabila sebagian orang menyemangati dan mendukung tim yang menang, di sisi lain orang yang lain menyokong dan mendukung tim musuhnya. Ini menyebabkan terjadinya permusuhan di antara mereka, serta perdebatan yang panjang.


Oleh karena ini aku katakan, aku nasehatkan kepada para pemuda secara khusus dan yang selainnya secara umum agar mereka tidak menghabiskan waktu mereka untuk menonton acara olahraga, dan agar mereka memikirkan apa yang mereka peroleh dari menyaksikan acara-acara ini? Apa faedahnya?

Sebagai tambahan, kamu akan lihat mereka yang bertanding saling mendorong dan menjatuhkan satu sama lain. Terkadang pula mereka menunggangi pundak yang lain, dan perbuatan-perbuatan yang merendahkan muru’ah (kehormatan).

*
Apa HUKUM Memuji pemain bola profesional yang kafir,
dan dia dipuji ketika dia menjadi sebab kemenangan timnya?

Tidaklah dia dipuji karena kekafirannya, dia dipuji karena permainan serta kelihaian dia dalam bermain.
Bagaimanapun juga, ini berbahaya dan menyebabkan dosa bagi orang yang memujinya, akan tetapi tidaklah perkara ini sampai kepada derajat kekufuran.

Seseorang menjadi kafir apabila dia memuji kekafiran, kesesatan, atau kesyirikannya, maka ini menyebabkan dia kafir.

Adapun apabila memujinya karena permainan sepak bola, atau karena kelihaian tekniknya, maka ini adalah pengagungan terhadap orang kafir. Ini adalah perkara dosa, namun tidaklah sampai pada derajat kekafiran.

Sumber : http://pustaka.abatasa.com/pustaka/detail/hikmah/allsub/1021/sekilas-sepakbola-dalam-islam.html
Read More …

Contoh - contoh Brosur






Read More …

Kegiatan SILFATHA 1 Lembaga Dakwah Kampus FOSMA Fathanah Universitas Gajah Putih
pada tanggal 16 s/d 18 November 2012


Awal Pembukaan oleh Rektor diwakili PD 3 FISIPOL


Panitia sedang menyiapkan snack


Out Bond yang dilakukan peserta penuh semangat








Panitia berfose gratis

Lomba antar kelompok






Makan bersama



MOT sedang menikmati makan pagi (terlambat)

Berpose bersama angkatan baru


Gaya bebas

Berpose setelah penatnya kegiatan

Read More …

 1. Isteri Siddiqin
Isteri yang tidak akan meminta apa-apa dari suaminya sekalipun yang perlu (dharuri). Apa yang disediakan suaminya, dia terima dengan penuh malu dan bersyukur. Kalau ada, adalah. Kalau tidak ada, dia bersabar. Tapi meminta tidak. Apatah lagi yang tidak perlu, kalau diberi pun dia tolak bahkan adakalanya yang perlu pun dia tolak dengan baik, dia lebih suka menolong suaminya. Itulah golongan yang bersifat orang yang Siddiqin. Golongan ini payah hendak dicari terutama di akhir zaman ini, macam hendak mencari belerang merah atau gagak putih. Ini adalah perempuan luar biasa.

2. Isteri Muqarrobin
Isteri yang tidak meminta dari suaminya kecuali yang perlu sahaja. Yang tidak perlu dia tidak akan memintanya bahkan kalau suaminya memberi yang tidak perlu dia tolak dengan baik. Tapi kalau yang diperlukan pun tidak ada, dia tetap sabar. Namaun dia tidak akan mendesak suaminya. Dia tetap bersabar dengan keadaan itu. Itulah golongan Muqarrobin. Golongan ini juga susah hendak dicari di zaman kebendaan ini, di zaman orang memburu dunia, di zaman orang memandang dunia adalah segala-galanya.


3. Isteri Solehin
Isteri yang meminta kepada suaminya yang perlu dan juga sekali-sekala meminta juga yang tidak perlu seperti ingin sedikit kehidupan yang selesa sama ada dari segi makan minum, tempat tinggal, kenderaan. Namun kalau suaminya tidak memberi, dia tetap sabar dan tidak pula menjadi masalah. Itulah dia golongan orang yang soleh.

4. Isteri Fasik
Isteri yang selalu sahaja meminta-minta bukan sahaja yang perlu, yang tidak perlu pun dia suka meminta-minta juga. Kalau diberi pun tidak pernah puas-puas, tidak pernah rasa cukup, sudah mewah pun tidak rasa cukup. Kalau tidak diberi menjadi masalah, dia merungut-rungut, marah-marah, sakit hati, merajuk hingga menjadi masalah dalam rumah tangga. Inilah dia golongan yang fasik. Isteri ini selalu sahaja derhaka dengan suami, apatah lagi dengan Tuhan.

Semoga Allah menyatukan hati-hati kita, menjadikan kita saling mencintai karena Dia; sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi Rasululllah saw bersabda:
“Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi atau syuhada’. Para nabi dan syuhada’ iri kepada mereka. Ketika ditanya para shahabat, Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat kerana Allah dan saling kunjung mengunjungi kerana Allah.

Sumber : http://myibrah.com/darjat-seorang-isteri
Read More …

Teruntuk mereka yang mencari Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) dalam Keluarga.

Bismillahirrahmaanirahiim

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan-pesan Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya

Nasehat ini untuk semuanya ...........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Saudaraku,
Nikah itu ibadah . . .
Nikah itu suci . .
Ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan yang utama
Karena engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku,
Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta . .
Namun, jika cinta engkau jadikan sebagai landasan maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan utama rumah tanggamu
Niscaya engkau akan selamat
Tidak saja dunia, tapi juga akhirat. . .
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan. . .
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Saudaraku,
Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu"
Disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhanmu
Jika ini kau lakukan " istanamu " tidak akan langgeng
Lihatlah manusia teragung yaitu Muhammad SAW....
Tidak marah ketika harus tidur di depan pintu,
Beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit bajunya yang robek........

Saudariku,
Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu "
Disayang, dimanja dan dilayani suami
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu
Jika itu engkau lakukan " istanamu " akan menjadi neraka bagimu

Saudaraku,
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engkau lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih,
Tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu
Tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu
Didiklah istrimu. . .
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah....
Biarkan mereka menjadi Hajar atau Maryam........
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Saudariku,
Jika engkau menjadi istri.........
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan.....
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka
JANGAN….

Saudaraku,
Jika engkau menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.
Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudariku........
Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engkau ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....
Jangan biarkan mereka bermalas-malas..........
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih....
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam.

AMIN.

Sumber :  http://www.facebook.com/pages/Izinkan-Aku-Menikah-Tanpa-Pacaran/124803064261837
Read More …

Puji syukur kupanjatkan kepadaMu Ya ALLAH.Yang telah menciptakan alam luas sehingga aku dapat menikmati keindahannya.


Shalawat berangkai salam untuk idola sejatiku Rosulullah SAW.Yang telah memberi contoh tauladn untuk senantiasa bersyukur atas anugrah nikmatNya.

DUHAI ALLAH betapa indahnya kau ciptakan mata ini,yang dengannya aku dapat melihat segala keindahan ciptaanMu.

WAHAI ALLAH betapa indah kau ciptakan hidung ini dilengkapi dua lubang dibawahnya,yang dengan ini saya dapat mencium apa yang Kau halalkan, terlepas dari apa yang Kau haramkan.

WAHAI ALLAH betapa indah kau ciptakan bibir ini,sehingga dengannya aku dapat makan,minum dan mengecup apa yang Kau halalkan, terlepas dari apa yang kau haramkan.

WAHAI ALLAH betapa indah kau ciptakan telinga yang keriput ini,yang dengannya aku dapat mendengar serta mengambil hikmah, terlepas dari apa yang diharamkan.

WAHAI ALLAH betapa dahsyatnya Kau ciptakan kepala ini disertai otak.Sehingga dapat berfikir apa apa yang bermanfaat, terlepas dari apa yang tidak bermanfaat.

WAHAI ALLAH betapa dahsyat segala yang Kau ciptakan sehingga dengan ini aku dapat mengambil hikmah,bahwa ada Engkau dibalik semua PENCIPTAAN.

DUHAI ALLAH apabila dalam kehidupan masa laluku ada yang tidak Kau ridhoi,aku mohon berikanlah pintu maafMu, karena tiada lagi yang mampu memaafkan selain Engkau.

DUHAI ALLAH andai ada kebaikan dimasa lalu dan sekarang,aku minta agar aku dapat melupakan semuanya, karena tiada kebaikan kecuali datang dari Engkau.untuk menjaga amal kebaikan menujuMu.

DUHAI ALLAH sertailah kehidupanku,jadikanlah aku hambaMu,yang dapat menerima hidayah dan rahmatMu, sehingga aku jadi manusia yang bermanfaat untuk sesama dimanapun aku berada.
Read More …

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakakatuh.
Reje, aku si bercerakni ari doa sempenani perang, mu pangkal kerje, mu sukut nge kamul ralik juelen. Wali porak, wali sejuk. Cabang nge murai cabang, ranting nge mu nangon ranting. Biak gip/jarak, biak dekat si nguk iperin rempak nge bilang ré, susun nge bilangni  belō. Gere né ara si taring maring.
Reje, risik urum kōnō mokot di nge araé ari Rekel, turun ku entah, ari entah turun ku muyang, ari muyang renye awan, renyel ku ama, ari ama barō sawah ku kite besilō ni. Si nguk iperin nge mucap ku atu mulabang ku papan.
Reje,ari awal ni buet si katan serah merah. Selangkan ara kené ure-ure, opat ganyil lime genap. Si kerōh kén inōm, si jernih kén pembasōh. Beta kata olehte. Nunung edete kati sah kerje mungerje jemen pudaha.
Reje,lahir buah até jantung rasa, pertama iturun manin, kedue ikhitanen, ketige iserahen ku ama guru, ke empat warusé berwajib, ringenné berberet.
Reje, wan kemuduk ni lō ni, kin cicō ni manuk, kin kelik ni kalang, ari bulet ni pakat, tirus ni genap, nge le kami denangen alasé, nge le kami cecèpen ken belō si munōn pitué.
Reje,kusisun kire pora ike bedalil ku edet te, si malé kén biak teni. Nume si bergeral datap ari Batak, nume si bergeral ranup ari Aceh, nume sirih ari Melayu, tapi bergeral belō ari Gayo kampunge……
Reje, bersesèrènèn kite ku amal tidur nipi jege, kire gere musier, gere muhali, gere mupolok, gere muliki, singuk kite perin mampat urum belangi insa Allah buge betami kasé agamaé pé, urum budi pekertiè, buge lepas kasé kén alang tulung berat bantunte.
Reje, kén sarat yakin tene kuet, sarat denem tene muninget. Kami nahen ku tenumpit ni Reje, beras padi tungket imen, pinang ari si mutampōké, belō wan rudang, mayang ari Serudang, kapur kacu bunge lawang, konyel pe ari uten oya peserinen ne munangoé, iringi sara rilah ringit tene idung, bertetunung tali puter tige.
Reje, kur semangat, kami jurahan sara mungkur uten, wih muter si gere mera kering, lopah tejem si musembilue, kati iyèlès ni Reje kén pangir mutuju, buge pulih zet, pulih sipet, pulih nyawa, pulih tubuh, pulih anggota tujuh. Ike si bise buh tawar mi, ike si mugah buh magih mi, sejuk peruntungen né, gelah mudah rejekié.
Reje, kite manat petenahi mulo ipakni, iejermarahi, kati wé kasé remalan enti begerdak, mujurah enti munyintak, becerak enti sergak urum bubak, buh gelah lagu santan mulimak i bébéré, tikel berbunge i delahé.
Reje, oya wa tose si nguk kunahen ku sarak opat, reje si musuket sipet, imem si muperdlu sunet, petue musidik sasat, rayat genap mupakat. Reje mubanta, imem mulebe, petue musekolat, maap ku kaum biak urum sudere si ara wan batang ruang ni.
Wasalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Jeweben Sarak Opat
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Sudere-sudere rawan banan, kul kucak, tue mude, tuen rintah bebèwèné si isienni. Kami belesen bang pora keranante, perang mupangkal, kerje musukut seni. Utang si opat, warus berwajib, ringen berberet, nge sawah hat inge é. Bade kuyu remalan gere tersesilun, uren topan wih mugemboyah gere terampōn, buette turah wa mujadi, edet ni Reje turah wa ilalui.
Ari bulet ni pakat, tirus ni genap. Ratip musara bilang belō, si berat nge ringen, si naru nge konot, si nyanya nge temas, si bise nge tawar, si mugah nge magih, si jarak nge dekat, enta kune galakte enti muselpak, ayunte enti mupolok. Alhamdulillah ike bededelé urum bererami, ike atas pé bur, tuyuh ni tapak, ike lues pé langit lepas kite tangak.
Si sawah ni perang, mupangkal kerje musukutné, kami èngon ku edet, kami dema-dema kuatur, kami simak-simak kuresam, insa Allah kami pé nge paham. Ike narue nge kite éngon ku ines, ke tungku èngon ku tau, ike sisir èngon ku awal, ike mata èngon ku pelu, ike benyer èngon ku gantang, narue gere ne kite setai, kul kucaké gere né si dokopi, buetni nge agih-agihe.
Wan murip ni baréksana buet, awale turah berpemulon, ahirépé turah kasé berpenampongan, naru tali sara punceé, sara ralik sara ujung iurumen menjadi sara. Oya tamsil sara enti kite lupen. Enti sara kité ku mata nilao, wan telbong enti sawah murip kelah, wan jumpun enti ara mu pulo, wan cing enti ara mu kilo. Geh kasé rahmat apabile kite sara peden, geh kasé laknat apabile kite mupecah ataw mudewe.
Boh mi oya selapis kami sawahen ku kite ken amat-amaten, ken tikon remalan, ken suluh sediken gelap. Kemuduk nonya keta gelah kite tujun mi bang ling ni ku ipak ni.
Anakku, anak ni kami, pengènko mulo ling ni kami si tetueni, warus mu iwajiben, ringen mu iberaten, oya nume geli aténi kami ken ko. Gere ko kami tulak urum serde tulak, gere kami senawat urum kayu luis anakku, enti kasé gere ibetihko oya sunah ni nabinte ari pudahami, wajib ukumé.
Konot mu nge bernaru, kucak mu nge berkaul, ara nge si araé kami ku beden tubuhmu, baik akal urum kekire, walaupun beta anakku, kami sawahen miyen kesah alus ni kami, buge enti kasé luput urum lupen ipakko.
Murip ikanung edet anakku, maté ikanung bumi, murip turah benar, maté turah suci. Ling mu anakku king mutentu, ke narue gere lepas tersipeti. Ling ni kami ni pé gelah jeroh ipejamuriko, ari kemokotné kasé makin ibetih ko sana de hakiket urum hakikié.
Boh mi kati mu terang kami sawahen tikik kin tujun ni ling ni. Murip ikanung edet anakku oya peger ni Agama. Becerak ko kasé anakku enti sawah bubak, berperi enti sergak. Boh lagu ling ni kami sine, bercerak kō gelah lagu santan mulimak i bibirmu, lagu tikel berbunge i delahmu.
Remalan kō kasé enti begerdak, mujurah enti munyintak, atému turah mumin, tanganmu gelah murah, salak enti osah kerut, budi pekerti turah belangi. Si tetue imelien, kekanak isayangi, si nyanya ike ara rejekimu, gere delé tikik itulungko bantu ko anakku.
Terjah empah, tangak tonga, keliling juge, kahar kaharullah, buh tikik pé enti ara iko, kena oya sipeté kemali ipak, sumang si opat ijauhi ari kite anakku. Sikatan sumang pecerakan si kite peri buh enti sawah jin urum setan singah, si kami sawahni berseseren ku agamante.
Sarami siturah ingetiko, kune ko munedepi kami, beta kasé iedepiko ari ume si depetiko, sipet ni si tunging buyung, dedawan lipet sikipes bayur, si mirah mata enti sawah ara iko anakku, kéna oya kemali pedi ipak. Ke turah lemut berturut payu, cerak turah berpingang, peri si turah itudun.
Tene ni buet anakku, ko rerowanmu turah sebegi seperangen, temas urum-urum, temas nyanya bersitunungen, bersipengèn bersiejeren, selangkan ara kené tetue, ike até murai até, ungké pé rasa gulé, ike até gere murai até, bawal pé disné lagu bangké, tekedir muterkuk kuren urum senuk. Enti sawah kalang pepot mujadi rara, kètol rok mujadi nege.
Anakku, si lime waktu si katan wajib porapé enti taring. Oya tiang ni agama. Rukun Islam, rukun Imen oya ken amat-amaten, oya isi ni kitep sucinte. Alhamdulillah anakku kami suntuk mudoan mu buge mujadi anak si mutuah, anak amal saleh ni kami. Ike itunung kō kasé ling ni kami ni insa Allah langit mu gere mu gegur, bumimu gere muguncang.
Enti juh pikirenmu, enti awang ken kekiremu, segermi kami sawahen wan batin alus ni kami, kami mudoane, panyang mi umurmu, mudahmi rejekimu, enti ara si mulintang sana si buetko, Tengku si munyerahen ko ne ku kami, selangkah ni se, selangkah ni kami, pulih mi zat mu, pulih sipet pulih nyawa, pulih tubuh, pulih segele anggota, kur…semangatmu anakku.
Oya le we si lepas kami sisun ku ko anakku, ingetiko kasé seseger kami anakku, enti sawah ko kasé lupen kén blang pediangen urum denget ni pintu ipak anakku.
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Read More …

SUKU GAYO adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo. Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah (25%), Bener Meriah (25%), Gayo Lues (25%). menurut seorang ahli geologi asal bali yang melakukan penelitian di aceh tengah suku gayo merupakan suku primitif. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.

Sejarah

Kerajaan Lingga atau Linge (dalam bahasa gayo) di tanah Gayo, menurut M. Junus Djamil dalam bukunya "Gajah Putih" yang diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Atjeh pada tahun 1959, Kutaraja, mengatakan bahwa sekitar pada abad ke-11 (Penahunan ini mungkin sangat relatif karena kerajaan Lamuri telah eksis sebelum abad ini, penahunan yang lebih tepat adalah antara abad ke 2-9 M), Kerajaan Lingga didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kerajaan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.
Raja Lingga I, disebutkan mempunyai 4 orang anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga (Ali Syah), Meurah Johan (Djohan Syah) dan Meurah Lingga(Malamsyah).
Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lamkrak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamoeri dan Lamuri atau Kesultanan Lamuri atau Lambri. Ini berarti kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Kesultanan Daya merupakan kesultanan syiah yang dipimpin orang-orang Persia dan Arab.
Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wihni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.
Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Lingga lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.

Dinasti Lingga

1. Adi Genali Raja Lingga I di Gayo
2. Raja Lingga II alias Marah Lingga di Gayo 3. Raja Lingga III-XII di Gayo 4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh, pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.
Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era 1. Raja Sendi Sibayak Lingga. (Pilihan Belanda) 2. Raja Kalilong Sibayak Lingga

Sistem pemerintahan

Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari:
            • Reje
            • Petue
            • Imem
            • Rayat
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap).
Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.

Seni Budaya

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masa, Karena Orang Gayo kaya akan seni budaya.

Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.

SUKU GAYO adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo. Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah (25%), Bener Meriah (25%), Gayo Lues (25%). menurut seorang ahli geologi asal bali yang melakukan penelitian di aceh tengah suku gayo merupakan suku primitif. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Read More …

Ikan Depik merupakan salah satu ikan khas yang tedapat di Danau Laut Tawar Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah. Ikan Depik ini berbentuk kecil memanjang hampir menyerupai ikan teri. Biasanya pada waktu pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Agustus hingga pada akhir tahun, para nelayan terlihat sibuk menangkap ikan depik di pinggir Danau Laut Tawar. Bila musim panen ikan depik tiba, terjadi perubahan iklim, yaitu angin yang berhembus terasa berbeda, agak lebih dingin. Terkadang disertai hujan atau gerimis-gerimis kecil.

Menurut perkiraan para nelayan ikan depik hal itu menandakan musim panen ikan depik telah tiba. Nelayan pun terlihat sibuk menyiapkan jaring untuk menjaring ikan depik tersebut. Setelah para nelayan menjaring ikan depik, biasanya di waktu subuh para agen atau penyalur ikan depik mendatangi tempat para nelayan ikan depik untuk melakukan transaksi jual beli. Setelah terjadi transaksi, ikan depik tersebut ke pasar ikan dan menjualnya kembali kepada para penjual ikan dipasar tradisional.

Cara pembelian ikan depik ini memiliki takaran atau timbangan tertentu, bukan dalam bentuk kilogram, akan tetapi dalam bentuk “katok” dan “bamboo”. Biasanya untuk takaran 1(satu) “katok” kecil berukuran 250 gram dan untuk ukuran 1(satu) “bamboo” berukuran sekitar 1(satu) kilogram. Untuk penjualan ikan depik ini terbagi dalam Dua) bentuk, yaitu ikan depik basah, yaitu ikan depik yang telah di panen, dan ikan depik kering yaitu ikan depik yang dijemur, akan tetapi berbeda dengan ikan asin pada umumnya. Ikan depik ini hanya sekedar dijemur.
Read More …

Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda "Shumu tashihhu" (berpuasalah niscaya kamu akan sehat (HR. Thabrani) ). Sabda Rasulullah ini mengisyaratkan bahwa dibalik puasa tersebut ada hikmah bagi kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani, rohani dan sosial.

Pengaruh Puasa terhadap fungsi Fisiologi tubuh
Tubuh manusia memiliki mekanisme alamiah yang digunakan untuk mangatasi kondisi-kondisi yang tak diinginkan, agar tetap dalam kondisi normal. Mekanisme alamiah ini disebut sebagai Hemeostatis. Dalam keadaan puasa selama 14 jam tubuh tidak mendapatkan supplai makanan, akan tetapi tubuh tetap bertahan. Ini disebabkan tubuh masih memiliki cadangan energi yang berasal dari karbohidrat yang disimpan dalam bentuk glikogen. Cadangan energi ini mampu bertahan sampai 25 jam. Dengan demikian, mereka yang berpuasa jangan khawatir menjadi sakit karena memiliki mekanisme alamiah untuk mempertahankan dirinya.
Pengaruh puasa terhadap sistem pencernaan
Diluar bulan Ramadhan alat pencernaan kita bekerja extra keras selama hampir 11 bulan dari 12 bulan dalam satu tahun. Oleh karena itu sepantasnyalah alat pencernaan ini diberi waktu untuk beristirahat, paling tidak satu bulan dalam satu tahun, yakni di Bulan Ramadhan.
Makanan yang masuk kedalam tubuh memerlukan proses pencernaan kurang lebih delapan jam, yaitu empat jam diproses didalam lambung dan empat jam didalam usus kecil. Jika makan sahur dilakukan pada pukul empat pagi, berarti pukul 12 siang alat pencernaan selesai bekerja. Dari pukul 12 siang sampai berbuka kurang lebih selama 6 jam, alat pencernaan mengalami istirahat total. Hal ini terjadi selama satu bulan. Masa ini cukup untuk membersihkan makanan yang tertimbun dalam usus besar dan memberikan kepada usus besar untuk beristirahat dari proses pencernaan. Oleh karena itu dalam bulan puasa usus besar bersih dari makanan yang bertumpuk, suatu hal yang menjadikan makanan tidak masam karena tidak dicerna dan membebaskan seseorang dari gas dan bau yang tidak sedap dan rusaknya alat pencernaan.
Selama proses pencernaan didalam lambung, makanan berubah wujud menjadi seperti bubur dengan tingkat keasaman tertentu. Selanjutnya didalam usus kecil diproses, disaring dan diserap sampai tingkat molekular yang amat lembut, yang disebut sari-sari makanan. Setelah proses ini, sari-sari makanan yang mengandung gizi berproses menjadi darah, yang kemudian disupplai keseluruh tubuh.
Mekanisme kerja lambung pada saat puasa
*SAHUR (Kurang lebih pukul 04.00 pagi)
*Selama empat jam setelah sahur -- Makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dilambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus kecil
*Empat jam berikutnya -- Makanan diubah dari wujud bubur menjadi sari-sari makanan di usus kecil, selanjutnya disupplai keseluruh tubuh melalui pembuluh darah (Kurang lebih pukul 12.00 siang)
*Enam jam berikutnya -- Alat-alat pencernaan (lambung dan usus kecil) mengalami istirahat selama kurang lebih enam jam (pukul http://www.facebook.com/l/;12.00-18.00)
*BERBUKA PUASA (Kurang lebih pukul 18.00 sore)
Total : Kurang lebih empat belas jam lamanya, mulai dari setelah sahur sampai berbuka, tubuh orang yang berpuasa tidak disupplai oleh makanan.

Indikasi-indikasi kesempurnaan Puasa yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan :
    Menyegerakan Berbuka Puasa
Dianjurkan orang yang berpuasa segera berbuka sebagaimana telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW baik melalui qoul (perkataan)-nya mapun melalui fi'il (perbuatan)-nya. Dalam Hadist riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya : •    "Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka".
Read More …

Allah telah menjanjikan kelebihan kepada mereka yang menghafal al Quran seperti yang digambarkan di bawah.

1.MEREKA ADALAH KELUARGA ALLAH SWT.
Sabda Rasulullah s.a.w:
"Daripada Anas ra. Ia berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda, "Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia." Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah s.a.w bertanya: "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: "Iaitu ahli Quran (orang yang membaca atau menghafal Al- Quran dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.
2.DI TEMPATKAN SYURGA YANG PALING TINGGI
Sabda rasulullah s.a.w:
"Daripada Abdullah Bin Amr Bin Al Ash ra dari nabi s.a.w, baginda bersabda; Diakhirat nanti para ahli Al Quran di perintahkan, "Bacalah dan naiklah kesyurga. Dan bacalah Al Quran dengan tartil seperti engkau membacanya dengan tartil pada waktu di dunia. Tempat tinggal mu di syurga berdasarkan ayat paling akhir yang engkau baca."
3.AHLI AL QURAN ADALAH ORANG YANG ARIF DI SYURGA
Sabda rasulullah s.a.w "Daripada Anas ra. Bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda; "Para pembaca Al Quran itu adalah orang-orang yang arif di antara penghuni syurga,"
4.MENGHORMATI ORANG YANG MENGHAFAL AL QURAN BERERTI MENGAGUNGKAN ALLAH SWT.
Sabda rasulullah s..a.w  "Daripada Abu Musa Al Asya'ari ra.ia berkata bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati Orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal Al-Quran yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al-Quran tidak di amalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil."
5.HATI PENGHAFAL AL-QURAN TIDAK DI SEKSA
Sabda rasulullah s.a.w.
" DaripadaAbdullah Bin Mas'ud ra. Daripada nabi s.a.w. baginda bersabda: " bacalah Al Quran kerana Allah tidak akan menyeksa hati orang yang hafal al-quran.
Sesungguhanya Al -Quran ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Quran maka hendaklah ia bergembira."
6.MEREKA LEBIH BERHAK MENJADI IMAM DALAM SOLAT
Sabda rasulullah s.a.w. :
"DaripadaIbnu Mas'ud ra. Dari Rasulullah s.a.w. beliau bersabda; "yang menjadi imam dalam solat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca Al Quran."
7.DISAYANGI RASULULLAH S.A.W
Sabda rasulullah s.a.w.:
"Daripada Jabir Bin Abdullah ra. Bahawa nabi s.a.w menyatukan dua orang daripada orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad.
Kemudian nabi s.a.w. bertanya, "dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Quran?" apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka nabi s.a.w memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad."
8.DAPAT MEMBERIKAN SYAFAAT KEPADA KELUARGA
Sabda rasulullah s.a.w.:
"Daripada Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah ia berkata, "Barangsiapamembaca Al Quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam syurga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka."
9.PENGHAFAL AL QURAN AKAN MEMAKAI MAHKOTA KEHORMATAN
Sabda rasulullah s.a.w.:
"Daripada Abu Hurairah ra.daripada nabi s.a.w. baginda bersabda: "orang yang hafal Al Quran nanti pada hari kiamatnanti akan datang dan Al Quran akan berkata; "Wahai Tuhan ,pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru." Maka orang tersebut di berikan mahkota kehormatan. Al Quran berkata lagi:
"Wahai Tuhan tambahlah pakaiannya." Maka orang itu di beri pakaian kehormatannya. Al Quran lalu berkata lagi, "Wahai Tuhan, redailah dia." Maka kepadanya di katakan; "Bacalah dan naiklah." Dan untuk setiap ayat, ia di beri tambahan satu kebajikan."
10.HAFAL AL QURAN MERUPAKAN BEKALAN PALING BAIK.
Sabda rasulullah s.a.w.:
"Daripada jabir bin nufair, katanya rasulullah s.a.w. bersabda; "Sesungguhnya kamu tidak akan kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang paling baik daripada sesuatu yang berasal daripada-Nya iaitu Al Quran.
11.ORANG TUA MEMPEROLEHI PAHALA KHUSUS JIKA ANAKNYA PENGHAFAL AL QURAN.
Sabda rasulullah s.a.w.:
"Daripada Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah s..a.w bersabda: "Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: "Apakah anda mengenalku?".
Penghafal tadi menjawab; "saya tidak mengenal kamu." Al Quran berkata; "saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Quran tadi di beri kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: "kenapa kami di beri dengan pakaian begini?". Kemudian di jawab, "kerana anakmu hafal Al Quran."
Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, "bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya." Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)
12.AKAN MENEPATI KELAS TERTINGGI DI DALAM SYURGA.
Sabda rasulullah s.a.w.:
"Daripada Sisyah ra ia berkata, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda; jumlah tingkatan-tingkatan syurga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Quran. Maka tingkatan syurga yang di masuki oleh penghafal Al Quran adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.
Read More …

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
(Disadur dari artikel kiriman seorang sahabat)
Read More …

dakwatuna.com - “Jangan katakan kepada Allah kalau kita punya masalah, tapi katakan kepada masalah kalau kita punya Allah”
Kutipan di atas saya copas dari status Facebook salah satu teman saya. Setelah membaca status itu saya langsung me-like-Nya padahal baru beberapa detik muncul di laman Facebook. Karena menurut saya kata-kata di atas sangat luar biasa. Iya, di tengah banyak dinding-dinding Facebook digunakan sebagai luapan keluh kesah, kekesalan, dsb. Yang seolah-olah menunjukkan ketidakikhlasan kita dalam menerima segala takdir ketentuan Allah Swt, teman saya ini meng-update status dengan nilai optimis.
Status teman saya di atas  sangat luar biasa menurut saya, dan status seperti itulah yang semestinya kita publish ke depan facebooker mania. Karena dengan membaca status yang luar biasa itu, teman kita yang membacanya mungkin akan tercerahkan walau boleh jadi sebelum membaca status kita itu dia sedang kegundahan. Kemudian biasanya status yang luar biasa di laman Facebook  akan  memunculkan komen-komen luar biasa lainya. Kalau begitu bukankah pahala akan mengalir kepada si peng-update status itu? Karena dia telah mencerahkan yang sedang gundah,memberi solusi yang sedang dirundung masalah.Jika ini yang terjadi, maka satu sisi fositif  laman “muka buku” ini telah dirasakan, dan kita telah menanam satu kebajikan.
Jika sebalik-Nya yang kita lakukan, yakni meng-update status-status yang berisi keluhan, emosi, cacian dan lain sebagainya. Apakah itu tidak menimbulkan satu dosa bagi kita sendiri. Karena kita sangat dilarang berkeluh kesah akan masalah atau takdir yang kita jalani. Kemudian jika ada teman yang memberikan jempol manis-nya akan status yang berisi keluh kesah itu, apakah dia tidak dikatakan melakukan sebuah keburukan karena seolah teman kita itu merasa setuju dengan apa yang kita update(keluh kesah kita).Jika itu yang terjadi berarti kita telah menanam satu keburukan bagi diri sendiri bahkan orang lain.
Jujur saya sangat tidak suka ketika membaca status-status teman saya yang berisi keluh kesah, sumpah serapah, atau cacian atas apa yang sedang mereka rasakan saat meng-update status-status mereka tersebut. Apalagi kalau saya tau mereka adalah teman-teman saya yang sama-sama telah mengenyam pendidikan pesantren yang diajarkan bagaimana sebenarnya kita dalam menghadapi sebuah masalah. Yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah serta introspeksi diri. Mungkin jadi masalah itu datang sebagai teguran darinya atas apa yang telah kita lakukan sebelum-Nya atau masalah itu datang sebagai ujian untuk men-tes keimanan kita.
Ketika kita ditimpa sebuah permasalahan, berarti Allah mau kita lebih dewasa dalam menghadapi hidup ini. Ketika kita ditimpa musibah, berarti Allah ingin agar kita mendekat kepadanya. Ketika kita ditimpa kesusahan, berarti Allah telah menyediakan untuk kita kemudahan. Karena sesungguhnya dibalik permasalahan ada proses pendewasaan, dibalik musibah ada hikmah, dibalik kesusahan ada kemudahan.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. al-Insyiroh: 5-6)
Ketika permasalahan datang menghampiri, jangan mengeluh di hadapan sang pencipta, jangan memberontak akan keputusannya apalagi mengatakan bahwa Allah tidak adil. Namun, mintalah agar kita diberi kesabaran serta ketegaran dalam menghadapinya, diberikan solusi yang terbaik bagi kita, dan selalu mengharap dia memberikan ganjaran pahala untuk kita.
Tanpa malam purnama takkan indah. Tanpa lapar nikmat makanan takkan terasa. Tanpa dahaga sejuknya dingin air takkan memberi banyak makna. Begitu juga kemenangan atau kemudahan takkan banyak memberi arti tanpa didahului rintangan masalah kesusahan. Setelah mendung terbitlah cerah.
Tak ada hidup tanpa masalah, karena masalah adalah sunnah-Nya. Yang kita perlukan hanya kebijakan dalam menyikapinya. Jika ketegaran yang kita bina, nikmat masalah akan terasa. Jika keluhan yang kita bina sengsara masalah akan selalu bertambah.
Masalah datang untuk kita hadapi, bukan untuk dicaci atau dimaki. Masalah adalah mediator dalam proses pendewasaan. Tanpa masalah kita takkan pernah dewasa. Tanpa masalah kita takkan menjadi orang yang luar biasa.”Jalan yang lurus dan mulus takkan pernah menghasilkan pengemudi yang hebat. Laut yang tenang takkan pernah menghasilkan pelaut yang tangguh. Langit yang cerah takkan pernah menghasilkan pilot yang handal.”
Di saat kita mencari solusi dalam suatu masalah, di saat itulah sebuah proses pendewasaan hidup akan dimulai. maka, berbahagialah mereka yang memiliki masalah dan mampu mengatasi masalah tersebut dengan brilian, yaitu dengan tetap selalu bersandar akan keputusan sang eksekutor yang maha adil setelah tawakal dilakukan. Mari bersama taklukkan masalah…!
Read More …

Paradigma kemenangan sering kali didefinisikan secara sempit sebagai sebuah hasil akhir yang diharapkan dalam mencapai sebuah tujuan. Sehingga nilai kemenangan selalu disetarakan dengan sisi-sisi yang bersifat materiil atau dapat dirasakan langsung. Padahal sebenarnya tidak selalu demikian. Persepsi ini sering dipahami oleh sebagian kelompok yang menganut paham materialistis.  Sehingga ketika tujuan tidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan, maka sudah divonis sebagai sebuah kegagalan.
Semoga kita tidak terjebak dengan persepsi sempit seperti di atas. Sebab, Kemenangan dalam perspektif Islam tidak mutlak diukur dengan tercapainya sebuah tujuan dalam waktu yang diinginkan. Maka, peristiwa hijrah menurut persepsi penulis adalah pelajaran berharga yang harus dipahami oleh setiap individu muslim dalam memahami ruang lingkup kesuksesan yang sebenarnya.
Mari kita coba sedikit menganalisa fase dakwah Rasulullah saw selama 13 tahun di Mekah sebagai bahan renungan kita terhadap persepsi ‘menang’. Karena begitu banyak peristiwa berharga yang dialami Rasulullah dan para sahabat selama di Mekah, yang jika dirasionalisasikan pada saat itu terkesan sebagai sebuah kegagalan.
Suatu hari, ketika Rasulullah saw menyampaikan risalah Islam di Thaif, beliau menghadapi tantangan yang luar biasa. Bukan sambutan hangat yang beliau dapat, tapi sebaliknya beliau mengalami luka yang cukup parah. Tapi bagaimana sikap Rasulullah? Ia hanya mengucapkan satu kata “Allahummahdi Qaumiy fainnahum laa ya’lamun”. Padahal ketika itu Jibril datang menawarkan, jika Rasulullah berdoa kepada Allah untuk membalikkan gunung-gunung yang ada dan dilemparkan kepada kaum musyrikin Thaif maka malaikat Jibril akan melakukan hal tersebut. Sikap ini sangat  sulit  untuk kita rasionalisasikan, akan  tetapi mengandung nilai kemenangan yang baru terbukti dan dirasakan beberapa tahun setelah peristiwa itu terjadi.
Banyak kisah sebenarnya yang dapat dijadikan pelajaran penting dalam memahami makna sukses dari perjalanan dakwah Rasulullah baik pada fase Mekah ataupun setelah beliau hijrah ke Madinah. Tapi mengapa peristiwa hijrah begitu besar pengaruhnya dalam proses perjalanan dakwah Rasulullah saw? Benarkah kesimpulan yang mengatakan bahwa hijrah merupakan momen “Fatihatun Nashr” kemenangan-kemenangan Islam pada fase berikutnya? Atau apakah prasyarat keberhasilan itu harus selalu dimulai dengan hijrah?
Memahami Makna Hijrah
Secara etimologi, hijrah berarti meninggalkan, atau berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Lalu Makna yang kedua ini sering dipakai dalam mendefinisikan hijrah secara terminologi. Tidak sulit untuk memberikan definisi terhadap peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah. Karena secara sederhana hijrah adalah perpindahan Rasulullah dan para sahabat dari Mekah ke Madinah.  Namun yang terpenting adalah memahami nilai-nilai hijrah itu sendiri untuk diterapkan pada tataran kehidupan kekinian.
Tak dapat diragukan lagi, peristiwa hijrah merupakan titik awal perubahan besar yang akan terjadi sesudahnya. Hijrah telah melepaskan kaum muslimin dari cengkraman jeruji kejahiliyahan dan tekanan kaum musyrikin Mekah. Di samping itu hijrah juga merupakan batas pemisah antara dua masa yang sangat berarti dalam perjalanan dakwah dan penerapan syariat, yaitu yang dikenal dengan fase Makkiy dan fase Madaniy. Sehingga dikenallah istilah surat Makiyah dan surat Madaniyah dalam Al Quran.
Banyak ujian dan cobaan yang telah dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabat sebelum diizinkan untuk berhijrah. Sumayyah ibunda ‘Ammar bin Yasir merupakan orang pertama dalam Islam yang syahid dalam Islam ketika mempertahankan keyakinannya. Lalu mengapa Allah baru mengizinkan hijrah kepada Rasulullah dan para sahabatnya setelah 13 tahun fase dakwah di Mekah? Walaupun sebelumnya, telah terjadi peristiwa hijrah pertama ke bumi Habsyah. Bukankah Allah swt bisa berbuat sekehendaknya untuk memberikan kemudahan dan kemenangan kepada Rasulullah saw dan para sahabat?
Di antara salah satu hikmah yang utama dari proses dakwah fase Mekah ini adalah proses selektifitas kader dakwah yang betul-betul matang untuk melanjutkan estafet dakwah menuju fase-fase berikutnya. Karena jika Allah membukakan kemenangan secara mudah kepada kaum muslimin, maka kemenangan itu tidak akan terasa manis karena didapat dengan begitu mudah dan ketahanannya pun cenderung tidak bertahan lama. Maka ketika pertama kali dakwah dimulai, seiring itu pula terjadi proses latihan dan penyaringan yang sangat selektif dan alami. Dan ternyata, mereka inilah yang pada akhirnya berhasil menjadi busur sekaligus anak panah perkembangan Islam menuju puncak kejayaannya.
Setelah kita memahami makna hijrah yang sesungguhnya, sebagai sebuah proses yang mau tidak mau harus dijalani setiap individu muslim agar bisa mewujudkan kemenangan maka kita dapat menyimpulkan bahwa jika setiap muslim mampu melakukan hijrah niscaya ia akan menang. Tentu hijrah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat tidak dimaknai secara literlek yang harus kita terapkan saat ini. Kenapa? Karena Rasulullah saw sendiri sudah menyatakan “La Hijrata Ba’dal fath walakin Jihadun waniyyah” (sudah tidak ada hijrah setelah terbuka pintu kemenangan (Fath Makkah), Akan tetapi masih tersisa jihad dan niat untuk berhijrah. Sebagian ulama menafsirkan niat di sini adalah sebagai sebuah perpindahan dari kehidupan yang jauh dari nilai-nilai ilahi menuju kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai rabbani.
Mengapa Hijrah Sebagai Pembuka Kemenangan?
Dari peristiwa hijrah kubro yang dilalui Nabi dan para sahabat, ada beberapa indikasi yang dijadikan faktor utama kemenangan dakwah. Faktor–faktor ini dapat kita lihat dari beberapa pelajaran dan ibrah yang kita ambil dari rentetan peristiwa hijrah itu sendiri. Di antaranya adalah:
1.  Sabar Dalam Menghadapi Makar Musuh
Begitu banyak rekaman sejarah dalam Al-Qur’an maupun sunnah yang menggambarkan permusuhan abadi kaum kufar dan musyrikin terhadap Islam dan kaum muslimin. Permusuhan ini biasanya disertai makar yang senantiasa mencoba untuk menggoyahkan keimanan dengan menggunakan segala daya dan upaya. Banyak cara yang mereka gunakan, baik dengan menawarkan harta dan kesenangan ataupun dengan siksaan demi siksaan. Nah, di sinilah sabar merupakan tameng awal dan jawaban dari semua itu. Sebab, sabar dalam perspektif Islam tidak kenal batas. Sabar dapat diterapkan dalam ketaatan, menghindari maksiat, dan bersabar dalam menghadapi musibah.
Rasulullah adalah orang pertama yang menerapkan sabar, bahkan ketika maut hampir menghampirinya ketika berdakwah dijalan Allah, ia hanya berkata “Allahummahdi qaumi fainnahum la ya’lamun”. Subhanallah! Rasulullah tidak tergesa-gesa mengejar kemenangan, dan sikap ini juga yang terpatri dalam jiwa setiap sahabat. Kesabaran inilah yang telah melahirkan semangat jihad dan semakin menambah keyakinan mereka bahwa jalan yang mereka tempuh penuh dengan cahaya. Sikap sabar ini juga melahirkan pribadi yang istiqamah dan tidak mudah goyah.  Maka sabar merupakan sebuah prasyarat mutlak dalam meniti tangga-tangga keberhasilan.
2. Al Akhzu bil asbab
Etos kerja ataupun usaha tidak boleh diabaikan begitu saja. Artinya, seluruh potensi harus dikerahkan yang disesuaikan dengan kondisi yang melingkupi saat itu. Rasulullah adalah contoh tauladan sebagai seorang sosok yang tak mudah menyerah dengan hanya mengandalkan satu cara. Ia selalu berfikir dan berbuat dengan amal yang sangat variatif agar dakwah mudah diterima dan cepat berkembang. Segala kreativitas dan inovasi dakwah beliau kerahkan. Gagal dengan satu cara beliau memanfaatkan metode lain. Sehingga beliau tidak pernah putus asa. Ini merupakan konsep membangun motivasi yang sangat jitu.
Ketika dakwah beliau di kota Mekah dan perkampungan sekitarnya tidak begitu mendapatkan sambutan yang positif. Beliau melihat ada potensi lain yang bisa dilakukan, yaitu mendakwahi para kabilah yang datang dari luar kota Mekah pada musim-musim haji. Pertemuan ini dilakukan Rasulullah di luar kota Mekah bersama kaum Auz dan Khazraj tepatnya di daerah yang bernama al ‘aqabah dan dalam catatan sejarah dikenal dengan bai’atul aqabah al ula. Perwakilan kaum Auz dan Khazraj terdiri dari 12 orang yang telah menyatakan keislaman mereka. Kreativitas dakwah Rasulullah tidak terhenti sampai di situ saja, lalu ia mengutus Mus’ab bin ‘Umair yang dikenal sebagai duta Islam pertama untuk kembali ke Yatsrib bersama kaum Auz dan Khazraj.
Peristiwa ini, pada akhirnya merupakan cikal bakal peristiwa hijrah beberapa tahun sesudahnya. Dan setelah terjadi kesepakatan antara kaum muslimin mekah dan Yatsrib ketika itu bahwa pusat dakwah akan dipindahkan dari Mekah ke Madinah, maka mulailah para sahabat melakukan hijrah sampai pada akhirnya diikuti oleh Rasulullah ketika telah turun wahyu yang mengizinkan beliau untuk hijrah. Momen ini sangat punya peran penting terhadap pertumbuhan dakwah dan akumulasi koalisi kekuatan Islam pada masa berikutnya.
3. Sistem Yang Rapi Prasyarat Kemenangan
Rentetan peristiwa hijrah, yang mungkin sebagian besar bahkan sudah sangat hafal, mengisyaratkan bahwa sebuah pekerjaan besar harus menggunakan sistem serta manajemen yang tertata rapi. Adanya pembagian tugas serta perencanaan yang sistematis dan matang, dan masing-masing individu memahami posisinya sehingga tidak terjadi benturan tugas yang akhirnya berakibat kepada proses sebuah rencana itu sendiri. Kita harus mampu memposisikan the right man on the right place.
Rasulullah adalah sosok yang brilian dalam menyusun strategi dan manajemen. Dengan kecerdasannya, ia dibantu Abu bakar dan sahabat lain telah berhasil mensukseskan perjalanan hijrah dengan selamat dan tanpa pertumpahan darah ataupun benturan fisik.
Namun ironis, tatanan sistem yang kokoh dan manajemen yang rapi telah hilang dari dunia Islam dan bahkan sudah diadopsi oleh Barat. Bahkan lebih dari itu, umat Islam seolah mengaminkan saja bahwa Islam tidak pernah kenal dengan konsep sistem dan manajemen yang rapi.
Kemenangan selamanya tidak akan bisa diraih hanya dengan mengandalkan semangat bekerja saja, akan tetapi harus dibarengi dengan membangun sistem dan manajemen yang komprehensif. Di samping itu perlu adanya kejelian melihat situasi dan kondisi. Jangan sampai kita kehilangan daya kreativitas karena alasan lingkungan dan kondisi yang ada di sekitar kita. Kelemahan fatal diri  kita adalah ketika kita tidak lagi mengenal diri kita. Jika hal itu terjadi, maka secanggih apapun sistem dan manajemen yang dibangun maka akan berakhir sia-sia.
4. Membangun Stabilitas Sosial
Pertama kali yang dilakukan Rasulullah saw di Madinah atau tepatnya di qubah adalah membangun Masjid. Dalam perspektif Islam, masjid tidak sebatas sebagai tempat ibadah vertikal antara hamba dan Rabb-Nya. Akan tetapi Masjid juga bisa berfungsi sebagai tempat menata kehidupan sosial masyarakat. Karena Islam dengan tegas mengakui bahwa manusia terdiri dari dua sisi yang harus selalu seimbang, yaitu materiil dan sprituil.
Setelah sarana dibangun, maka Rasulullah berfikir perlu adanya pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia untuk menjalankan fungsi dalam sebuah sistem kehidupan yang baru. Maka nabi segera mengambil inisiatif untuk mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Sebab, persaudaraan ini akan mempercepat proses perubahan sosial di tengah komunitas masyarakat. Kaum Muhajirin yang lebih memiliki skil dalam sistem perdagangan kembali menghidupkan pasar, dan bahkan dalam sejarah tercatat bahwa Rasulullah adalah orang pertama yang membangun pasar sebagai pusat ekonomi di Madinah. Kaum Anshar pun tetap dalam profesi mereka semula sebagai petani yang lebih spesifik mengurus pertanian.
Dalam proses selanjutnya, karena persaudaraan yang Rasul bina berdasarkan nilai keimanan dan keikhlasan, secara alami dan bertahap mulai tercipta takaful ijtima’iy (solidaritas sosial) di antara komunitas sosial yang sangat plural di kota Madinah. Bahkan nilai ukhuwah itu tercatat indah dalam berbagai kisah mengharu biru bagaimana ketika saad bin rabi’ menawarkan harta dan salah satu istrinya untuk diberikan kepada Abdurrahman bin Auf. Namun akhirnya Abdurrahman bin Auf lebih memilih untuk memulai kehidupan barunya sebagai pedagang dan menolak secara halus tawaran saudaranya, sampai akhirnya ia berhasil menjadi saudagar yang berhasil.
Stabilitas sosial yang mapan akan menjadi faktor pendukung terbukanya pintu-pintu kemenangan dan kejayaan. Hal itu terbukti ketika kaum muslimin memenangkan perang Ahzab. Peperangan dengan jumlah tidak seimbang ini mampu dimenangkan oleh kaum muslimin, tidak terlepas dari stabilitas sosial yang telah Rasulullah bina. Sehingga para sahabat begitu memahami nilai ukhuwah dan amal jama’iy (kerja kolektif) yang akhirnya mampu memukul mundur koalisi pasukan musuh.  Pada perang Khandaq ini juga Rasulullah memberikan kabar gembira kepada para sahabat yang beliau dapatkan dari Malaikat Jibril, bahwa setelah perang ini usai akan terjadi penaklukan besar-besaran di dataran Syam, Persia dan Yaman.
Kemenangan demi kemenangan mampu diraih kaum muslimin sehingga berhasil menguasai dua pertiga luas bumi di bawah naungan Islam selama lebih kurang delapan abad. Kemenangan itu tidak terwujud dengan mudah, tapi butuh waktu yang panjang dan pengorbanan tak terkira. Rahasia kemenangan ini sangat sederhana; sebagaimana dalam firman Allah In tanshurullah yanshurukum wayutsabbit aqdamakum”.
Dunia Islam kini tak secerah masa lalu. Sepertinya kita perlu merapikan kembali hubungan kita dengan Allah. Sudahkah kita menolong Allah? Sehingga Allah pun akan menolong kita. Kita selalu ingin menang, tapi sayang kita tak pernah kenal persepsi menang yang sesungguhnya. Wallahu a’lam.
Read More …