Tertawa dapat mengeluarkan seseorang dari iman dan Islam. Tertawa
yang tidak terkendali bisa berdampak buruk bagi diri dan orang lain.
Sering kita jumpai awalnya orang senda gurau lalu berakhir dengan
kebencian dan pertengkaran.
Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata
: “Banyak dalil yang menjelaskan larangan tertawa yang
berlebihlebihan, karena sering tertawa pasti berdampak tidak baik.”
Kemudian beliau membacakan hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Shohih Bukhori 8/217
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Tidak ada hari yang lebih menyedihkan bagi para sahabat dari pada hari itu.” Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata lagi : “Mereka menutupi kepala mereka sambil terdengar isak tangis mereka.” Shohih Muslim 4351
Bahkan orang yang sering tertawa akan menerima dampak yang buruk. Di antara dampak itu adalah :
1. Mendapat hukuman dari Alloh Ta’ala
“Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.”
2. Hati sulit mengingat Alloh Ta’ala
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” HR. Tirmidzi 2/50. Dishohihkan Syaikh al-Albani, Silsilah Shohihah 3/4
3. Tertawa membatalkan sholat.
Jabir bin Abdulloh radhiyallahu ‘anhu berkata
: “Apabila seseorang tertawa di dalam sholat maka ia harus mengulangi
sholatnya dan tidak mengulangi wudhunya.” Diriwayatkan oleh Said bin
Manshur dan ad-Daruquthni
4. Terkadang tertawa merupakan bentuk ejekan kepada orang, lantas bagaimana jika yang diejek adalah ahli ibadah?
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata : “Ketika Rosululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam, sholat di dekat Ka’bah ada Abu jahl beserta kawan-
kawannya sedang duduk-duduk di situ. Sehari sebelumnya ada unta korban
disembelih. Abu jahl berkata: ‘Siapakah di antara kalian yang mau
mengambil kotoran unta di Banifulan lalu meletakkannya di atas kedua
pundak Muhammad sewaktu ia sujud? Bangkitlah seorang yang paling jahat
di antara mereka dan segera mengambil kotoran itu. Di saat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, ia letakkan kotoran itu di atas
kedua pundak beliau. Lalu mereka pun tertawa terpingkal-pingkal sambil
saling melirik, sedangkan aku berdiri menyaksikan kejadian itu.
Seandainya aku mempunyai kekuatan, niscaya akan aku buang kotoran itu
dari punggung Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rosululloh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap saja bersujud, tidak mengangkat
kepalanya hingga seseorang mengabarkan kepada Fathimah. Kemudian Fatimah
yang saat itu masih gadis kecil datang membuang kotoran dari tubuh
ayah-nya. “ Shohih Muslim 3349
5. Orang yang suka mengundang tawa biasanya berbohong untuk membuat orang lain tertawa.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Celakalah
orang yang berbicara padahal ia berbohong, hanya sekadar untuk membuat
orang-orang lain tertawa. Celakalah dia, dan celakalah dia.” Hadits hasan riwayat Abu Dawud 4/454, Baca Shohihul jami’ 7136
Hadits ini merupakan peringatan bagi para pelawak dan da’i yang ceramahnya mengundang tawa hadirin.
6. Menertawakan Alloh Ta’ala, ayat-ayat-Nya dan Rosul-Nya akan menyebabkan jatuh kepada perbuatan kufur.
Bacalah surat at-Taubah ayat 65-66, dan bacalah firman-Nya :
“Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka menertawakannya.” (QS. az-Zukhruf [43]: 47)
7. Menertawakan orang-orang yang mengamalkan Sunnah.
Mereka dihukum Alloh Ta’ala dengan dilupakan dari mengingat Alloh Ta’ala.
“Lalu
kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek
mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu
menertawakan mereka.” (QS. al-Mu’minun [231: :110)
8. Orang yang suka menertawakan urusan agama adalah pendusta wahyu dan utusan Alloh Ta’ala.
Baca
surat az-Zukhruf [43]: 47, surat an-Nisa’[4]:140, al-An’am [6]: 5 dan
10, at-Taubah [9]: 64 dan 65, ar-Ro’du [13]: 32, al-Hijr [15]: 11,
al-Kahfi [18]: 56 dan 106, al-Anbiya’ [21]: 36 dan 41, al-Furqon
[25]:41, ar-Rum [30]: 10, dan surat lainnya.
Hadits hasan riwayat Abu Dawud 4/454, Baca Shohihul jami’ 7136
Diposting dari Catatan Sari Nur Endah
Categories:
Tsaqafah Islamiyah